Notification

×

Arsip Blog

LITERASI SDM

Selasa, 28 Februari 2023 | 08.19 WIB Last Updated 2023-02-28T01:19:04Z



Oleh: H. Dadang A. Sapardan, M.Pd

(Camat Sikalongwetan Kab. Bandung Barat)



Beberapa hari yang lalu beberapa orang teman menyampaikan keluh-kesahnya terkait dengan pimpinan baru yang menggantikan pimpinan lamanya. Mereka menyampaikan curhatnya sekitar pola kepemimpinan yang diterapkan saat ini. Obrolan terkait berbagai harapan mereka akan pola kepemimpinan saat ini yang berbeda jauh dengan sebelumnya. Psikologi mereka cukup terusik karena pola kepemimpinan yang diterapkan tidak sesuai dengan ekspektasi sebelumnya. Dari obrolan tersebut tersirat sikap skeptis akan perkembangan lembaga yang menjadi tempat mereka mengais rejeki selama ini.


Kehidupan memang penuh dinamika, sehingga setiap manusia harus mampu mengikuti ritme dinamika yang tersajikan di hadapan mata. Kepaiawaian manusia dalam mengikuti ritme tersebut menjadi tuntutan mutlak sehingga bisa survive dalam pusaran kehidupan.


Demikian pula dengan dunia kerja, adalah sebuah kemuskilan akan lahir fenomena kejumudan, yang berimbas pada kejenuhan atas suasana kerja. Dalam dunia kerja dengan lembaga sebagai wadahnya dituntut menjadi ekosistem dinamis, sehingga di sana ada riak, ada gejola yang menandai penanda eksistensi seluruh unsur dari ekosistem lembaga.


Akan halnya dengan manajemen, sebuah lembaga merupakan organisasi dinamis yang tidak menutup kemungkinan melahirkan perubahan pola manajemen. Salah satu pemicu perubahan pola manajemen adalah perubahan pada sosok manajer yang memimpinnya. Sejalan dengan pergantian waktu, tidak menutup kemungkinan terjadi pergantian manajer sebagai pucuk pimpinannya. Sejalan dengan pergantian manajer, tidak menutup kemungkinan pula terjadi perubahan pola manajemen. Dalam konteks ini, sosok manajer benar-benar memiliki posisi yang sangat strategis dan dominan dalam mewarnai pola manajemen yang berlangsung pada sebuah lembaga.


Mengacu pada Wikipedia, manajemen diartikan sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen dimaknai pula sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.


Kepiawaian manajer dalam mengelola manajemen lembaga merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki. Seorang manajer harus dapat menerapkan manajemen efektif dan efisien atas lembaga yang dipimpinnya, sehingga tujuan lembaga yang dipimpinnya akan mendapat dukungan penuh dan optimal dari seluruh unsur ekosistem lembaga, di antaranya sumber daya manusia (SDM).


Dalam kaitan dengan SDM ini, seorang manajer harus memiliki kepiawaian untuk menggerakkan mereka sehingga dapat berkontribusi dalam meraih tujuan yang ditetapkan lembaga. Kemampuan literasi SDM dari seorang manajer dibutuhkan, sehingga dia dapat menggerakkan SDM pendukung lembaga. Kemampuan literasi SDM akan dapat menempatkan SDM yang sesuai dengan kompetensi dan kapasitas masing-masing.


Jumlah SDM yang cukup banyak, memiliki karakter kerja masing-masing, sehingga potensi karakter SDM tersebut dapat digerakkan untuk berkontribusi dengan optimal. Alhasil, kemampuan manajer dalam mengelola lembaga yang dipimpinnya dengan pengoptimalan SDM pendukung merupakan syarat mutlak upaya pemajuan lembaga. ****DasARSS.

×
               
         
close