Oleh: Prof. Dinn Wahyudin
Sabilulungan. Sebuah ungkapan kearifan
lokal etnis Sunda. Semangat sabilulungan tak sekedar mengekspresikan perilaku
gotong royong semata. Kata ini bagai magnet yang mampu mengedepankan semangat
silih asah, silih asih, silih asuh, dan silih wawangi antar sesama. Ungkapan
sabilulungan juga mengesampingkan adanya perbedaan (differences), untuk
pencapaian tujuan yang lebih besar. Tujuan mulia untuk meraih keberhasilan yang
dicita-citakan bersama.
Semangat gotong royong ini merupakan kata
ampuh yang bisa membangkitkan kebersamaan. Semangat untuk bekerjasama atau
bergotong royong. The spirit of cooperativeness. Silih asah memberi makna
saling mencerdaskan (making smarter each other). Silih asih berarti saling
mengasihi (loving each other), silih asuh adalah saling membimbing (guiding
each other), dan silih wawangi dapat diartikan sebagai saling memberikan
dukungan (providing mutual support). Itulah kearifan lokal masyarakat Sunda
yang patut terus dipelihara dan tetap relevan sebagai bingkai perkasa untuk
kemaslahatan NKRI dan keutuhan berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks pengelolaan pendidikan tinggi, termasuk bagi Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI), api spirit
sabilulungan patut terus dinyalakan. Paling tidak ada tiga pertimbangan
mengapa semangat sabilulungan harus menjadi penciri civitas akademika UPI.
Sabilulungan patut menjadi ikon strategis bagi perkembangan UPI saat ini dan
masa mendatang.
Pertama, sabilulungan dalam konteks silih
asah silih asuh, dan silih wawangi.
Seperti kelaziman pendidikan tinggi di Tanah air, UPI hadir sebagai
institusi penerang dan pencerdas masyarakat. Melalui layanan tri dharma (penelitian,
pendidikan, dan layanan pada masyarakat) yang diembannya, UPI patut menjadi
salah satu universitas terdepan yang mengembangkan disiplin ilmu pendidikan dan
pendidikan disiplin ilmu lainnya. Mengutip pendapat Benyamin Disraeli
(1804-1881), lebih dari 200 tahun lalu, ia berujar bahwa University should be a place of light, of
liberty, and of learning. Universitas seyogyanya menjadi tempat yang mampu
menerangi dan mencerdaskan masyarakat. Universitas sebagai tempat persemaian
yang subur untuk kebebasan berekspresi dan kebebasan ilmiah melalui hasil
penelitian yang dihasilkannya. Universitas juga menjadi tempat belajar dan
menimba ilmu bagi para mahasiswa dan masyarakat luas.
Kedua, kata sabilulungan memiliki makna
ikatan kebersamaan untuk meraih tujuan bersama. Kata sabilulungan sinonim
dengan kata gotong royong yang memiliki rasa cita cohesiveness atau
keterkaitan. Ungkapan semangat sabilulungan mengedepankan semangat silih asah,
silih asih, silih asuh, dan silih wawangi antar sesama. Ungkapan sabilulungan
juga mengesampingkan adanya perbedaan (differences). Ia akan menonjolkan
pentingnya pencapaian tujuan yang lebih besar. Bagi UPI, ungkapan sabilulungan
bukan sebagai slogan atau ungkapan kata retorika untuk membangkitan semangat.
Spirit sabilulungan patut menjadi inner energy dahsyat bagi civitas akademika
UPI dalam melaksanakan kiprah Tri Dharma PT.
Ketiga, semangat sabilulungan memiliki
makna seiya sekata, sejalan sepenanggungan, dan sepemahaman. Bagi civitas
akademika UPI, semangat sabilulungan memberi makna untuk saling mendukung,
menyayangi, memiliki rasa persaudaraan yang erat dan kebersamaan untuk mencapai
tujuan universitas. Sesuai dengan peran masing masing, semua pihak lebih
berkonstribusi dalam memajukan Universitas. Kolaborasi eksternal adalah sisi
lain agar semangat gotongroyong antara UPI dengan pemangku kepentingan lain
juga perlu lebih ditingkatkan. Kolaborasi dengan legislatif, eksekutif, DUDI
dan antar universitas perlu terjalin mesra dengan azas saling memberi manfaat.
Inilah makna hakiki sabilulungan atau gotong royong. Semangat cooperativeness
dan colaborativeness patut menjadi ciri leadership kepemimpinan universitas dalam melaksanakan
tri dharma PT sejalan dengan status UPI sebagai PTNBH.
Lagu Sabilulungan
Sebagai tulisan ringan dan santai, simaklah
bait lagu Sabilulungan berikut ini. Lagu ini
ciptaan Koko Koswara atau biasa disapa Mang Koko. Lagu yang sarat makna.
Pesan nya jentre tur eces. Persatuan, kebersamaan dan gotong royong menjadi
kata kunci. Berikut ini lirik lagu Sabilulungan dan artinya dalam Bahasa Indonesia.
Sabilulungan, urang gotong-royong (Kerja
sama, mari kita bergotong royong)
Sabilulungan, urang silih rojong (Kerja
sama, mari kita saling mendukung)
Sabilulungan, genteng ulah potong (Kerja
sama, genteng jangan patah)
Sabilulungan, persatuan tembong (Kerja
sama, perlihatkan persatuan)
Tohaga, rohaka (Kuat, perkasa)
Rempug jukung ngabasmi pasalingsingan
(Luluhkan akar untuk menghilangkan perselisihan)
Sabilulungan, hirup sauyunan (Kerja sama,
hidup dalam kerukunan)
Sabilulungan, silih pikaheman (Kerja sama,
saling menyayangi)
Sabilulungan, tulung tinulungan (Kerja
sama, saling membantu)
Sabilulungan, kukuh persatuan (Kerjasama,
persatuan yang kuat)
Santosa, samakta (Sentosa, Sejahtera)
Teuneung ludeung ngajaring kawibawaan
(Tenang berani menjaring kewibawaan)
Saihwan, safaham (Sejalan, Sepaham)
Nagri nanjung berkah sabilulungan (Negeri
beruntung berkah sabilulungan).
Itulah makna sabilulungan. Simaklah lirik tiga baris terakhir. Semangat sabilulungan,
akan timbul rasa percaya diri dan keberanian. Sejalan dan sepaham. Negeripun
mengambil hikmah berkah sabilulungan.
Melalui semangat sabilulungan, semoga Universitas Pendidikan Indonesia
menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik dengan menorehkan prestasi gemilang
untuk kemaslahatan bangsa.
Sabilulungan dalam Islam
Sedikitnya ada dua peristiwa penting
kaitannya dengan semangat sabilulungan atau gotong royong dalam perspektif
Islam.
Pertama, semangat sabilulungan ketika
Rosululloh dan para sahabat sedang dilakukan pembangunan masjid Nabawi di
Madinah. Ketika itu, saat pertama kali Rosululoh dan rombongan tiba di Madinah
dalam perjalanan hijrah, seperti diceritakan oleh Al-Mubarakfury: “Langkah
strategis pertama yang dilakukan oleh Rosululloh SAW setelah tiba di Madinah
itu ialah membangun masjid sebagai pusat kegiatan umat yang dikenal sebagai
masjid Nabawi. Dalam proses pembangunanya Rosululloh sendiri ikut serta di
dalamnya. Beliau bertugas mengangkat batu dan bata sambil berkata “Tiada hidup
kecuali penghidupan akhirat. Ampunilah kaum Ansor dan Muhajirin”. Apa yang
dilakukan Rosululloh mampu memompa semangat para sahabat. Salah seorang
diantara mereka berkata “Jika kita duduk saja sedangkan Rosululloh bekerja, itu
adalah tindakan yang sesat”.
Kedua, semangat sabilulungan atau gotong
royong ketika Rosululloh beserta para sahabatnya, saat membangun Parit sebagai benteng
pertahanan. Sebagaimana dikisahkan :
“Setelah mendapatkan informasi yang cukup tentang kehadiran pasukan musuh,
Rosululloh pun bersama para sahabat menggelar musyawarah untuk mencari solusi
terbaik guna mempertahankan Madinah.
Akhirnya, setelah berdiskusi panjang,
usulan Salman Al-Farisi untuk membentengi Madinah dengan parit menjadi usulan
paling bisa diterima. Padahal, usulan tersebut sebelumnya tidak pernah dikenal
dalam strategi militer bangsa Arab. Untuk merealisasikan rencana tersebut, kaum
muslimin pun mengerahkan segala kekuatan. Setiap 10 orang laki-laki dewasa
ditugaskan untuk menggali parit sepanjang 40 hasta. Mereka menggali parit
dengan penuh semangat meskipun didera rasa lapar dan harus mengganjal perut
mereka dengan batu, termasuk juga Rosululloh melakukan itu.
Dalam sebuah hadist, Sahal Bin Sa’ad
sebagaimana diungkapkan dalam Shohih Bukhori dikatakan “Kami bersama Rosululloh
di dalam parit. Sementara, orang-orang sedang giat menggali, Kami mengusung
tanah di pundak Kami”. Rosululloh pun terus memberikan semangat kepada para
sahabat. Beliau bersenandung “Tidak ada kehidupan selain kehidupan akhirat,
ampunilah dosa orang-orang Muhajirin dan Ansor”. Al-Barra Bin Azib mengatakan
“Aku melihat Rosululloh mengangkuti tanah galian pasir sehingga banyak debu
yang menempel di perut beliau. Di tengah rasa lapar, debu yang beterbangan, dan
keletihan, kaum muslimin bergotong royong membentengi Madinah dengan parit di
sekelilingnya. (Al-Mubarakfury, 2010).
Kitabullah Al-Quran membahasakan ungkapan
sabilulungan atau gotong royong ini dengan kata ta’awun. Kata ini memiliki
makna saling menolong, yang berarti
kedua belah pihak secara aktif melakukan pertolongan satu sama lain. Dalam QS.
al-Maidah: 2, Allah SWT berfirman, artinya Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolonglah dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.