Oleh: Nurul Fauziah Marfuah, S.Pd.
(SMP Darul Falah 2)
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat materi teks iklan. Materi ini seringkali disepelekan oleh peserta didik. Beberapa ada yang menganggap materi ini terlalu mudah dan tidak terlalu penting, dan beberapa lainnya mengganggap materi ini membosankan. Salah satu alasan kebosanan yang dialami siswa yaitu karena metode yang digunakan pada materi teks iklan kurang beragam.
Metode yang sering digunakan pada materi teks iklan adalah metode gambar. Dimulai dari menganalisis gambar hingga membuat gambar. Bagi anak yang tidak suka menggambar dan tidak memiliki bakat menggambar, tentu materi ini bukan materi yang menyenangkan. Oleh karena itu, diperlukan pembaruan metode yang dapat menunjang pembelajaran bagi anak yang tidak terlalu gemar menggambar.
Salah satu metode yang dapat dijadikan alternatif pada pembelajaran teks iklan adalah metode role playing. Siswa dipersilakan mempromosikan produk atau jasa dengan memperagakannya seperti bintang iklan di TV. Proses kreatif membuat skenario dan latihan bermain peran menjadi bintang iklan tentu akan menyenangkan bagi anak, khususnya bagi mereka yang memiliki tipe belajar kinestetik.
Dengan metode ini, siswa dapat lebih mengekspresikan bakatnya dalam seni peran.
Lalu bagaimana dengan siswa yang pemalu dan tidak berani tampil di depan? Jawabannya sederhana, kita bisa menerapkan pembelajaran diferensiasi sesuai dengan kurikulum merdeka, siswa dipersilakan memilih tugas akhir apa yang akan mereka selesaikan.
Bagi siswa yang gaya belajarnya kinestetik dan tidak suka menggambar bisa memilih tugas akhir memperagakan iklan yang telah dibuat. Bagi siswa yang lebih suka menggambar bisa memilih tugas akhir menggambar poster. Terakhir, bagi mereka yang tidak bisa menggambar dan tidak suka tampil di depan maka akan disediakan pilihan membuat poster/iklan melalui media digital seperti canva.
Dengan adanya berbagai alternatif dalam pembelajaran, diharapkan siswa dapat lebih semangat dalam menguasai materi yang disampaikan. Pembelajaran akan berjalan menyenangkan, karena dilakukan sesuai minat siswa, dan tentu saja keberhasilan dalam pembelajaran pun akan dicapai.
Hal yang dijelaskan di atas, hanya salah satu cara untuk mengatasi kebosanan pada pembelajaran teks iklan. Tentu saja masih banyak cara yang digunakan untuk mengatasi kebosanan tersebut. Dengan membaca artikel ini diharapkan pembaca dapat terinspirasi dan lebih mengeksplor kembali berbagai cara, baik itu media, metode maupun strategi yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam pembelajaran teks iklan. ***
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat.