Notification

×

Arsip Blog

SARING DAN SHARING

Minggu, 05 Maret 2023 | 19.54 WIB Last Updated 2023-03-05T15:19:03Z

 


Oleh: H. Dadang A. Sapardan, M.Pd
(Camat Cikalongwetan, Kab. Bandung Barat)


Sudah begitu lama berbagai kanal media sosial diwarnai dengan dua sisi informasi yang paradoks. Berbagai informasi positif dan negatif telah menjadi konsumsi keseharian dari para pengguna media sosial, baik pengguna instagram, whatapps, twitter, tiktok, michat, maupun facebook. Informasi positif dan negatif dimaksud dapat diibaratkan dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan. Dua sisi yang suka tidak suka dan mau tidak mau harus dihadapi dalam kehidupan ini. Dua sisi yang menjadi keniscayaan dalam kehidupan manusia. Berbagai formulasi perlu diterapkan sehingga sisi negatif tidak mendominasi dan menjadi bola liar yang sulit dikendalikan. Ketika terbiarkan begitu saja, dimungkinkan dapat melahirkan efek jelek terhadap tatanan ekosistem kehidupan masyarakat.

Sampai saat ini manusia sudah dihadapkan pada era revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan fenomena kehidupan keseharian yang didominasi pemanfaatan perangkat digital. Dengan fenomena dimaksud, masyarakat telah diberi kemudahan dalam mengarungi kehidupan. Keberadaan perangkat digital dalam genggamannya telah mampu memobilisasikan entitas pengetahuan secara cepat, murah, dan masiv.

Keberadaan perangkat ini telah melahirkan fenomena disrupsi pada sebagian besar kehidupan masyarakat. Berbagai cara kehidupan yang selama puluhan tahun menjadi bagian dari kehidupannya, secara terpaksa dan serta-merta harus tergantikan dengan berbagai konten pada perangkat digital sebagai medianya. Masuknya kehidupan pada era revolusi industri 4.0 telah melahirkan lompatan besar dan cepat dengan adanya symptom pemanfaatan perangkat digital secara masiv oleh berbagai elemen masyarakat.

Masivnya pemanfaatan perangkat digital oleh masyarakat untuk melakukan perhubungan melalui berbagai kanal media sosial dapat mengarah pada dua sisi yang kontradiktif. Perhubungan melalui media sosial telah memberi kemudahan kepada masyarakat untuk dapat berkomunikasi di antara mereka. Seiring dengan kemudahan yang diperoleh, ternyata pemanfaatan media sosial mengandung pula resiko masuknya anasir-anasir negatif dalam dinamika kehidupan mereka. Berbagai konten negatif yang berbau kebohongan atau fitnah dapat dengan sangat cepat dan mudah tersebar pada berbagai kanal media sosial—instagram, whatapps, twitter, tiktok, michat, facebook, dan media sosial lainnya. Demikian pula dengan cepat dan mudah dikonsumsi masyarakat.


Baca juga: DI BALIK LITERASI DAN NUMERASI


Berbagai konten yang mewarnai kanal media sosial sangatlah heterogen. Para pengguna media sosial memiliki keleluasaan untuk memilih dan mengonsumsi berbagai sajian konten pada kanal media sosial. Sajian tidak hanya mengandung konten positif semata, tidak sedikit pula konten negatif. Berbagai konten negatif dengan nuansa berita bohong, ujaran kebencian, radikalisme, perjudian, penipuan, pornogafi, hoax, dan lainnya sangat banyak mewarnai kanal media sosial. Bertaburannya konten negatif pada kanal media sosial tersebut sangat mengkhawatirkan banyak pihak karena dimungkinkan akan menjadi pemicu kerusakan tatanan ekosistem kehidupan ini.

Keberadaan konten negatif yang mewarnai kanal media sosial hanya bisa ditangkal dengan upaya nyata dari berbagai pihak, terutama para pemangku kepentingan. Masyarakat pengguna kanal media sosial sudah selayaknya diberi pencerahan agar terbangun kesadaran akan berbahayanya konten negatif terhadap keajegan tatanan ekosistem kehidupan. Setiap masyarakat pengguna kanal media sosial harus diberi pencerahan agar mampu menyaring dan men-sharing konten yang benar-benar akuntabel dari sisi substansi dan penyajiannya.

Berbagai upaya dari pihak tertentu untuk memperkeruh suasana kehidupan masyarakat memang terus dilakukan dan sulit terbendung. Upaya yang dilakukan mereka dilatarbelakangi berbagai motif, termasuk motif idiologi, sosial, politik, ekonomi, dan agama. Upaya demikian hanya dapat terbendung dengan terbangunnya kesadaran dari masyarakat akan berbahayanya berbagai informasi negatif bagi tatanan ekosistem kehidupan.


Baca juga: GURU DAN JURNALIS, PERANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN


Ketika masyarakat dibiarkan terus-menerus untuk dicekoki oleh berbagai konten negatif, bukanlah tidak mungkin akan menggoyahkan tatanan ekosistem kehidupan yang sudah terbangun. Karena itu, langkah yang patut dilakukan adalah memberi penyadaran kepada setiap masyarakat untuk mengedepankan kehatian-hatian dalam mengonsumsi dan menyebar informasi. Perlu dibangun kemampuan untuk mengkaji kebenaran informasi yang diperolehnya. Masyarakat harus diberi kemampuan dalam menyaring dan men-sharing berbagai konten yang diterimanya.

Berkenaan dengan upaya membendung berseliwerannya konten negatif pada berbagai kanal media sosial, adalah tugas dan tanggung jawab berbagai elemen yang memiliki kepedulian, terutama para pemangku kepentingan. Upaya yang mungkin dilakukan adalah mengampayekan cara bermedia sosial dengan sehat secara terstruktur, sistematis, dan masiv. Mengajak masyarakat untuk selalu mengedepankan penilaian matang terhadap informasi yang diterimanya. Mereka harus mampu menyaring sebelum men-sharing berbagai informasi yang diperolehnya. Kampaye harus dilakukan oleh berbagai elemen yang peduli, seperti pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, kementerian/lembaga, serta berbagai pihak lainnya. Dengan melakukan kampanye secara terstruktur, sistematis, dan masiv, diharapkan akan dapat mengurangi effect negatif dari pemanfaatan kanal media sosial. DasARSS.

×
               
         
close