Notification

×

Arsip Blog

BAIK SANGKA

Sabtu, 08 April 2023 | 17.48 WIB Last Updated 2023-04-08T10:49:48Z



Oleh: Adhyatnika Geusan Ulun 

Dunia adalah laksana sebuah bahtera besar yang tengah mengarungi samudera kehidupan. Berkompaskan ilmu dan berdayung serta berlayar amal, maka manusia yang berada di dalamnya berjuang melawan terpaan badai musibah. Walaupun terkadang dinaungi indah dan nikmatnya angin kebahagiaan. Terus silih berganti. Seperti roda pedati, ada kalanya di atas, sering juga di bawah.

Hal tersebut mengandung pengertian bahwa dunia hanyalah alat untuk menuju pelabuhan akhirat. Sambutan saat menginjakkan kaki di tempat itu adalah seberapa besar persiapan dan beratnya timbangan kebajikan. Begitupun dengan tempat tinggal yang disediakan. Semua tergantung ilmu dan amal yang dimiliki.

Gambaran di atas pun merupakan pelajaran bagi orang yang beriman untuk menyadari bahwa saat ini kita tengah berada di sebuah perjalanan yang panjang. Sementara teman,  saudara,  bahkan orang-orang yang kita cintai sudah jauh meninggalkan kita, dan sedang menunggu kedatangan kita.

Seperti diketahui,  dunia merupakan tempat yang fana. Tidak ada yang kekal dan abadi di dalamnya. Oleh karena itu, bekal untuk mengarungi perjalanan haruslah maksimal. Sehingga di akhir perjalanan akan memperoleh hasil yang optimal.

Hal lain juga adalah,  bahwa dunia tidak pernah sepi dari bala dan musibah. Semuanya itu telah ada di dalam skenario Sang Pencipta. Hanya orang sabar dan bertawakalah yang akan mampu menghadapinya.

Kemudian apa yang harus dipersiapkan dalam menghadapi semua itu?

Terdapat banyak kiat yang diajarkan Islam dalam menghadapi berbagai masalah. Salah satu di antaranya,  adalah  sikap baik sangka.

Sikap baik sangka terhadap semua kejadian, baik maupun buruk, sangat diperlukan ketika menghadapi segala episode kehidupan.

Baik sangka,  atau bahasa agamanya adalah husnuzhon,   merupakan sikap mulia yang diajarkan Rasulullah. Sikap ini mendidik kita untuk tidak menyalahkan segala ketentuan Allah. Seberat apapun permasalahan yang terjadi, dihadapinya dengan bijak dan penuh keyakinan bahwa semua itu sudah dipersiapkan solusinya oleh Allah.

Sebagai orang beriman, datangnya ujian selalu diyakininya pasti datangnya dari Zat Pengatur segala ketentuan, Allah. Seperti ditegaskan dalam firrman Nya: Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali ). (QS . Al Baqarah: 155-156).

Baik sangka pun merupakan salah satu ciri utama orang yang beriman. Di dalam dirinya,  setiap ujian diyakininya sebagai salah satu bukti kecintaan Allah. Seberapa besar kualitas keyakinannya kepada kepada Allah.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.(QS.  Al Ankabut:2-3).

Akhirnya,  boleh jadi musibah menimbulkan kesedihan. Namun,  Kesedihan adalah manusiawi. Rida terhadap segala keputusan Allah-lah yang harus dipegang oleh orang beriman, sebagai salah satu bentuk sikap berbaik sangka kepada takdir-Nya.

Mengutip dari Alquran Surat Al Baqarah:286, semoga menjadi renungan dan memotivasi diri agar terus optimis menghadapi segala permasalahan dengan selalu berbaik sangka dan selalu berdoa agar diberikan kemampuan yang terbaik dalam mengatasinya.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Wallahu'alam. ***

Dari berbagai sumber

×
               
         
close