Notification

×

Arsip Blog

PEMBELAJARAN DI BULAN BERKAH

Jumat, 14 April 2023 | 05.37 WIB Last Updated 2023-04-13T22:46:03Z

 


Oleh: Aziz  Izmail, M.Pd
(Kepala SDN 3 Rancapanggung Cililin Bandung Barat)


Tiga pekan kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada bulan Ramadhan, dilaksanakan dalam rangka penumbuhan budi pekerti. Maka setiap satuan pendidikan menyiapkan berbagai program kegiatan pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa agar itu peserta didik tetap melakukan aktivitas pembelajaran dengan nuansa yang religious.


Kendati semua civitas sekolah pada bulan ini dalam keadaan berpuasa, tapi nampaknya semangat melaksanakan kegiatan pembelajaran tetap berlangsung dengan optimal bahkan dengan menyuguhkan pelayanan pendidikan yang berbeda karena menyesuaikan dengan suasana di bulan puasa. Walaupun sedang berpuasa yang tentu saja tidak makan dan minum rupanya semangat tidak kendur bahkan semakin meningkat. Ini menandakan bahwa berpuasa memang bukan untuk bermalas malasan tetapi justru meningkatkan etos kerja yang lebih tinggi sembari lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.


Fenomena seperti ini rupanya telah menunjukan bahwa sesungguhnya peserta didik dan tenaga pendidik mampu melaksanakan pembelajaran dalam situasi dan kondisi apapun dan dapat menyesuaikan dengan iklim yang ada. Ini membuktikan bahwa perubahan yang ada bukanlah hambatan tetapi perubahan adalah suatu peluang untuk menunjukan keterampilan dan kesiapan dalam menghadapi perubahan apapun. Karena memang perubahan itu adalah keniscayaan sehingga baik pendidik dan peserta didik harus belajar sesuatu yang baru agar kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan sesuai program yang ditetapkan.


Pada bulan puasa ini tentu pembelajaran penumbuhan budi pekerti dan kegiatan religious ditampilkan, sehingga nilai nilai agama lebih banyak dikedepankan. Dengan kemasan yang variative para pendidik mampu menunjukanketerampilan bahwa pembalajaran apapun bahkan pembelajaran agama itu adalah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan kemasan yang menyenangkan (joyfull learning) dan bermakna (meaninfull learning) dapat memberikan motivasi yang luar biasa bagi peserta didik. Peserta didik menjadi sangat antusias mengikuti pembelajaran yang difasilitasi pendidik yang mempuni menampilkan pembelajaran yang sangat disukai oleh peserta didik.





Sehingga bulan ini bukan hanya ujian bagi peserta didik dalam menampilkan pembelajaran dalam keadaan tubuh peserta didik yang kurang asupan makanan, tetapi juga merupakan bulan Latihan bagi pendidik agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang membuat peserta didik senang dalam kondisi apapun. Sehingga setelah keluar dari bulan puasa, di bulan bulan lain, pendidik akan juga menampilkan pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.


Dari beberapa satuan pendidik yang penulis lihat pembelajaran di bulan ini di buat semerdeka mungkin dan bahkan sevariatif mungkin dengan inovasi inovasi yang luar biasa. Sebuah contoh peserta diajak belajar dengan diskusi, menonton film animasi kemudian memberikan komentas sehingga pendidik benar benar hanya sebagai fasilitator dan hanya menyiapkan bahan bahan yang memang dibutuhkan peserta didik dalam belajar. Peserta didik belajar dengan antusias tanpa tekanan, intimidasi apalagi paksaan, mereka belajar dengan bebas dengan kondisi yang mereka lebih nyaman dalam belajar.


Jika budaya pembelajaran yang dilaksanakan pada bulan ini diterapkan pada kegiatan kegiatan di bulan lain mungkin hasilnya akan lebih baik dan hasilnya akan berbeda dengan kegiatan kegiatan pembelajaran yang bersifat konvensional. Pembelajaran yang penuh inovatif, mengedapkan kolaboratif dan eksploratif terhadap bakat dan minat peserta didik memberikan nilai nilai positif bagi perkembangan pendidikan yang akan datang.


Lebih dari itu pula setelah menampilkan pembelajaran tadi banyak dari pendidik atau satuan pendidikan yang dengan bangga mengekpose kegiatan kegiatan baiknya itu di media social, baik itu di WAG, IG, FB, SW, youtube dan yang lainnya. Ini bukan pamer (flexing) atau riya dalam pembelajaran tapi ini menunjukan bahwa setelah melaksanakan pembelajarn seperti itu baik pendidik maupun peserta didik merasa puas dengan pekerjaan yang telah dilakukannya. Ini adalah budaya yang mesti dikembangkan selain hanya berupa pendokumenan di media social tetapi akan memberikan efek lain yaitu kegiatan berbagi pengalaman pada pendidik lain yang melihat dan menonton kegiatannya di media social sehingga dapat ditiru dan bahkan dimodifikasi oleh sekolah lain dalam menampilkan hal hal baru yang baik dalam kegiatan pembelajaran. *


 

×
               
         
close