Oleh:
Aziz Izmail, M.Pd
(Kepala SDN 3 Rancapanggung Cililin Bandung Barat)
Tiga
pekan kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada bulan Ramadhan, dilaksanakan
dalam rangka penumbuhan budi pekerti. Maka setiap satuan pendidikan menyiapkan
berbagai program kegiatan pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa agar itu
peserta didik tetap melakukan aktivitas pembelajaran dengan nuansa yang
religious.
Kendati
semua civitas sekolah pada bulan ini dalam keadaan berpuasa, tapi nampaknya
semangat melaksanakan kegiatan pembelajaran tetap berlangsung dengan optimal
bahkan dengan menyuguhkan pelayanan pendidikan yang berbeda karena menyesuaikan
dengan suasana di bulan puasa. Walaupun sedang berpuasa yang tentu saja tidak
makan dan minum rupanya semangat tidak kendur bahkan semakin meningkat. Ini
menandakan bahwa berpuasa memang bukan untuk bermalas malasan tetapi justru
meningkatkan etos kerja yang lebih tinggi sembari lebih mendekatkan diri pada
Yang Maha Kuasa.
Fenomena
seperti ini rupanya telah menunjukan bahwa sesungguhnya peserta didik dan
tenaga pendidik mampu melaksanakan pembelajaran dalam situasi dan kondisi
apapun dan dapat menyesuaikan dengan iklim yang ada. Ini membuktikan bahwa
perubahan yang ada bukanlah hambatan tetapi perubahan adalah suatu peluang
untuk menunjukan keterampilan dan kesiapan dalam menghadapi perubahan apapun.
Karena memang perubahan itu adalah keniscayaan sehingga baik pendidik dan
peserta didik harus belajar sesuatu yang baru agar kegiatan pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan sesuai program yang ditetapkan.
Pada
bulan puasa ini tentu pembelajaran penumbuhan budi pekerti dan kegiatan
religious ditampilkan, sehingga nilai nilai agama lebih banyak dikedepankan.
Dengan kemasan yang variative para pendidik mampu menunjukanketerampilan bahwa
pembalajaran apapun bahkan pembelajaran agama itu adalah kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan. Dengan kemasan yang menyenangkan (joyfull learning)
dan bermakna (meaninfull learning) dapat memberikan motivasi yang luar
biasa bagi peserta didik. Peserta didik menjadi sangat antusias mengikuti
pembelajaran yang difasilitasi pendidik yang mempuni menampilkan pembelajaran
yang sangat disukai oleh peserta didik.
Sehingga
bulan ini bukan hanya ujian bagi peserta didik dalam menampilkan pembelajaran
dalam keadaan tubuh peserta didik yang kurang asupan makanan, tetapi juga
merupakan bulan Latihan bagi pendidik agar dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang membuat peserta didik senang dalam kondisi apapun. Sehingga
setelah keluar dari bulan puasa, di bulan bulan lain, pendidik akan juga
menampilkan pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.
Dari
beberapa satuan pendidik yang penulis lihat pembelajaran di bulan ini di buat
semerdeka mungkin dan bahkan sevariatif mungkin dengan inovasi inovasi yang
luar biasa. Sebuah contoh peserta diajak belajar dengan diskusi, menonton film
animasi kemudian memberikan komentas sehingga pendidik benar benar hanya
sebagai fasilitator dan hanya menyiapkan bahan bahan yang memang dibutuhkan
peserta didik dalam belajar. Peserta didik belajar dengan antusias tanpa
tekanan, intimidasi apalagi paksaan, mereka belajar dengan bebas dengan kondisi
yang mereka lebih nyaman dalam belajar.
Jika
budaya pembelajaran yang dilaksanakan pada bulan ini diterapkan pada kegiatan
kegiatan di bulan lain mungkin hasilnya akan lebih baik dan hasilnya akan
berbeda dengan kegiatan kegiatan pembelajaran yang bersifat konvensional.
Pembelajaran yang penuh inovatif, mengedapkan kolaboratif dan eksploratif terhadap
bakat dan minat peserta didik memberikan nilai nilai positif bagi perkembangan
pendidikan yang akan datang.
Lebih
dari itu pula setelah menampilkan pembelajaran tadi banyak dari pendidik atau
satuan pendidikan yang dengan bangga mengekpose kegiatan kegiatan baiknya itu
di media social, baik itu di WAG, IG, FB, SW, youtube dan yang lainnya. Ini
bukan pamer (flexing) atau riya dalam pembelajaran tapi ini menunjukan
bahwa setelah melaksanakan pembelajarn seperti itu baik pendidik maupun peserta
didik merasa puas dengan pekerjaan yang telah dilakukannya. Ini adalah budaya
yang mesti dikembangkan selain hanya berupa pendokumenan di media social tetapi
akan memberikan efek lain yaitu kegiatan berbagi pengalaman pada pendidik lain
yang melihat dan menonton kegiatannya di media social sehingga dapat ditiru dan
bahkan dimodifikasi oleh sekolah lain dalam menampilkan hal hal baru yang baik
dalam kegiatan pembelajaran. *