Oleh: H. Dadang
A. Sapardan, M.Pd., Kp
(Camat Cikalongwetan, Kab. Bandung Barat)
Di sela-sela kegiatan rutin dengan
pekerjaan, selalu menyempatkan diri untuk berdiskusi ringan dengan beberapa
orang yang dianggap dapat dimintai masukkan terkait berbagai tantangan
pekerjaan yang dihadapi. Walaupun diskusi ringan tidak berlangsung dengan
jadwal pasti, akhir dari diskusi selalu melahirkan konklusi yang dapat
ditindaklanjuti untuk menyikapi permasalahan yang jadi core bahasan. Diskusi
ringan dengan bahasan serius bersama beberapa teman dari berbagai elemen selalu
terbangun dalam dengan lahirnya buah pikiran yang cukup strategis. Seperti
halnya diksusi dengan beberapa teman yang selama ini menjadi penyokong dalam
merealisasikan berbagai ide. Dalam suasana santai, diskusi selalu mengalir
dengan begitu saja, tanpa gap dengan status dan jabatan. Berdasar berbagai
pemikiran dari sudut pandang berbeda, selalu melahirkan bagai gagasan yang out
of the box.
Kehidupan
memang penuh dinamika yang harus dihadapi dan disikapi dengan bijak oleh setiap
manusia. Dalam ekosistem kehidupan, setiap manusia dimungkinkan menghadapi
permasalahan yang menjadi tantangan tersendiri untuk dapat terpecahkan dan
dicarikan solusinya. Dalam keberlangsungan ekosistem kehidupan ini, manusia dituntut
untuk terus melakukan penyesuaian dengan fenomena yang berlangsung. Salah satu
langkah penyesuaian dengan fenomena keberlangsungan kehidupan adalah mendorong terbangunnya
sinergitas dengan seluruh unsur yang menjadi bagian dari ekosistem kehidupan.
Keterbangunan
dan keberlangsungan sinergitas di antara ekosistem merupakan sesuatu yang tidak
bisa ditinggalkan oleh siapapun. Kehidupan tidak dapat dijalani seorang diri
dengan tanpa ketergantungan pada orang lain dan makhluk yang berada di sekitar.
Sekali saja menihilkannya, terlemparlah kita dalam fenomena kehidupan yang
berlangsung. Karena itu, setiap unsur ekosistem perlu secara terus menerus
membangunnya untuk dapat mengimbangi arus kehidupan yang berlangsung. Salah
satunya melalui aktivitas diskusi di antara unsur ekosistem.
Dalam
diskusi tanpa sekat di antara unsur ekosistem akan terlahir kelugasan dalam
mengungkapkan berbagai ide, pendapat, atau pemikiran. Dengan terbangunnya
kelugasan tersebut dimungkinkan akan ditemukan solusi pemecahan permasalahan
yang kontekstual. Perolehan solusi tersebut menjadi bahan yang baik untuk dapat
ditindaklanjuti melalui berbagai program nyata. Perolehan solusi dari proses
demikian dapat menjauhkan diri dari terjadinya pembiasan.
Bila
mencermati fenomena kehidupan yang tengah berlangsung saat ini, generasi saat
ini dan masa depan berada di era VUCA. Era VUCA sendiri merupakan
akronim dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Era
penuh gejolak/anomali, ketidakpastian, kompleksitas, dan ketidakjelasan/ambigutas.
Era yang dibangun dengan fenomena revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0
serta kehidupan milenial. Keberadaan kedua warna kehidupan tersebut
diperkuat pula dengan merebaknya pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Secara lebih simple, era VUCA telah melahirkan dinamika kehidupan dengan
perubahan yang begitu cepat serta berbagai ketidakpastian yang tidak bisa
diprediksi dengan mudah oleh siapapun.
Pada era VUCA,
termasuk era sebelumnya, berbagai aktivitas tidak dapat terlepas dari
keterbangunan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi di antara berbagai elemen
dalam ekosistem kehidupan. Kesadaran akan topangan dari ketiga hal tersebut
harus semakin menguat. Berbagai aktivitas dapat berlangsung dengan sukses dan
lancar karena ditopang berbagai elemen yang memiliki linieritas pemikiran,
konsep, dan langkah.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa setiap elemen yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Kelebihan pada satu elemen menjadi kekurangan dari elemen
lainnya. Demikian juga dengan kekurangan pada satu elemen, menjadi kelebihan
pada elemen lainnya. Dengan kata lain, mengimplementasikan konsep untuk
melahirkan aktivitas optimal tidak hanya dapat dibangun oleh satu elemen
semata, tetapi harus dibangun oleh banyak elemen dalam format kolaborasi.
Kolaborasi
menjadi kata kunci yang melahirkan keberhasilan aktivitas. Seluruh elemen
bergerak bersama mengarah pada tujuan sama yang telah dipancangkan sebelumnya.
Melalui keterbangunan kolaborasi, ternihilkan ego sektoral yang begitu percaya
dengan kekuatan individual untuk melahirkan dan menyukseskan aktivitas. Dalam
konteks ini, kolaborasi antarelemen dalam membangun aktivitas bisa disepadankan
pola pentahelix.
Pola
kolaboratif inilah yang harus diperkuat untuk mengantarkan setiap aktivitas
pada tujuan yang telah ditetapkan. Pola ini, seumpama puzel-pazel yang
berbeda untuk mengisi rongga-rongga yang masih menganga.****DasARSS.