Notification

×

Arsip Blog

MENCEGAH ANEMIA DENGAN TTD BAGI USIA REMAJA PUTRI

Jumat, 06 Januari 2023 | 09.30 WIB Last Updated 2023-01-06T02:30:40Z

 

Oleh: DRA. HJ. YETI RESMIATI, M.M
(Kepala SMPN 2 Parongpong)

Kesehatan akan membawa kebahagiaan. Namun, diperlukan.perjuangan diri untuk mengarungi samudra kehidupan dengan mengonsumsi TTD dan asupan makanan bergizi sehingga terhindar dari rentan penyakit anemia bagi remaja.

Mengapa TTD penting?

Berdasarkan program pemerintah melalui surat edaran Kementerian Kesehatan No. 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) melalui Institusi Pendidikan dan tempat bekerja serta kerjasama antara sekolah dengan Puskesmas, maka SMPN 2 Parongpong secara konsisten mengambil bagian dalam menyukseskan program pemerintah dalam penanganan anemia bagi remaja putri. Hal ini bertujuan untuk menyosialisasikan pentingnya mengkonsumsi TTD sebagai salah satu cara meminimalisasi remaja putri mengalami penyakit anemia atau kekurangan darah. Selain itu, hal tersebut sangat penting, agar tidak terjadi penurunan konsentrasi belajar, prestasi belajarnya tidak optimal, termasuk produktivitas kerjanya menurun, serta imunitasnya lebih rendah sehibnga rentan terhadap pentakit.

Seperti diketahui, dengan mewabahnya Covid-19 beberapa waktu lalu, diyakini menjadi salah satu penyebab menurunnya kesehatan secara global, tidak terkecuali remaja putri.  Sehingga, pemberian TTD pada remaja putri merupakan salah satu upaya pelayanan gizi yang harus tetap dilakukan untuk mencegah menurunya imunitas mereka.

Cegah penyakit anemia bagi remaja putri (Rematri)

Remaja putri (Rematri) sangat rentan menderita anemia, terlebih pada saat menstruasi. Rematri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga kebutuhan akan zat besi juga meningkat. Selain itu, dengan seringnya melakukan diet yang terjadi kadang-kadang keliru di kalangan rematri.

Di sisi lain, rematri yang menderita anemia berisiko mengalami kekurangan darah saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan. Bahkan, hal tersebut akan mengakibatkan kematian ibu dan anak.

Seperti diketahui, angka kematian ibu (AKI ) menurut survei penduduk antar sensus (SUPAS ) 2015, sebesar 305 per-100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab utama kematian ibu adalah pre-eklampsia dan eklampsia  (32,4%) serta perdarahan paska persalinan (20,3%), yang mana salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan paska persalinan adalah anemia.

Oleh karena itu,  terdapat beberapa upaya pencegahan dan preventif penanggulangan anemia yang dapat dilakukan oleh rematri di antaranya:
1. Hendaknya berusaha meningkatkan asupan sumber makanan bergizi. Misalnya sumber zat besi seperti hati, ikan, daging, unggas, sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan.
2. Sebaiknya fortifikasi bahan makanan dengan zat besi diantaranya tepung terigu, beras, minyak goring, mentega dan bebagai snack.
3. Sebaiknya konsumsi zat besi secara terus menerus tidak akan menyebabkan keracunan karena tubuh mempunyai sifat autoregulasi zat besi. Bila tubuh kekurangan zat besi, maka penyerapan zat besi yang dikonsumsi akan banyak, sebaliknya bila tubuh tidak kekurangan maka penyerapan zat besi hanya sedikit sehingga aman dikonsumsi sesuai program.
4. Sebaiknya, patuhi kebijakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada rematri yang dilakukan setiap satu kali seminggu. Pemberian TTD ini diberikan secara menyeluruh kepada seluruh rematri.
5. Hendaknya Puskesmas sudah melakukan sosialisasi dan distribusi TTD ke sekolah-sekolah di setiap wilayah kerjanya, karena berdasarkan survei di lapangan, masih ada rematri yang tidak meminum TTD tersebut dengan alasan takut, mual dan sebagainya.
6. Sebaiknya, konsumsi TTD yang terkadang menimbulkan efek samping, seperti nyeri/perih di ulu hati, mual muntah dan tinja berwarna hitam,  sangat dianjurkan untuk minumnya setelah makan, atau malam sebelum tidur.
7. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, sebaiknya TTD dikonsumsi bersama dengan buah-buahan sumber vitamin C, seperti jeruk, papaya, mangga, jambu biji dan lainnya, serta sumber  protein hewani, sepeti hati, ikan, unggas dan daging.
8. Hendaknya hindari konsumsi TTD bersamaan dengan teh, kopi, tablet kalsium dosis tinggi dan obat sakit maag, terutama yang mengandung kalsium karena akan menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.

Bertolak dari upaya yang telah dilakukan di atas, seluruh peserta didik di setiap sekolah akan bersama-sama meminum tablet tambah darah tersebut. Selain itu, dianjurkan juga untuk mengonsumsi buah-buahan. Ha ini dikarenakan bahwa zat besi akan terserap sempurna oleh tubuh jika diiringi oleh vitamin yang terdapat dalam buah-buahan, terlebih jika diiringi dengan olah raga fisik untuk menggerakkan badan dengan lantunan musik.

Simpulan

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dan dialami oleh rematri atau remaja putri. Bahkan, dialami pula semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil, sampai usia lanjut. Kemudian, anemia pada remaja putri akan berdampak pada kesehatan dan prestasi di sekolah sehingga nantinya akan berisiko masa depannya, apalagi suatu saat akan menjadi ibu hamil. Akibatnya, pertumbuhan janin terganggu. Dengan demikian, diharapkan seluruh remaja putri khususnya, dapat teredukasi tentang pentingnya meminum tablet tambah darah (TTD) dan olahraga fisik, serta mengonsumsi makanan gizi seimbang.

Hal di atas merupakan upaya penting bagi mereka agar menjadi generasi yang memiliki kesadaran terhadap kesehatan terhadapa dirinya sendiri, keluarga, juga kesehatan lingkungan sekitarnya. Pada akhirnya, generasi bangsa di masa depan sehat dan sejahtera.

Berharap agar konsistensi pemberian TTD di setiap sekolah mampu menjadi salah satu upaya dan ikhtiar para peserta didik dan pendidik di sekolah. Hal ini dilakukan untuk memamerkan dan mempertontonkan remaja putri peserta didik tingkat SMP mampu mengantongi kualitas yang lihai dan mahir. Bukan saja dari segi keilmuan, akan tetapi memiliki fisik yang stabil dan sehat. Pada akhirnya, mereka dapat melahirkan generasi bangsa yang cedikia dan bermartabat, sehingga di masa depan akan muncul generasi sehat dan sukses. Aamiin yaa rabbal alamiin. **

Penulis adalah Kepala SMPN 3 Parongpong Kab. Bandung Barat, pegiat sosial, pegiatn literasi dan pemerhati kesehatan remaja putri.
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Newsrom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat.

×
               
         
close