Best Practice Tim Literasi SMPN 1 Padalarang
Dalam rangka meningkatkan minat baca warga sekolah, Kepala SMPN 1 Padalarang dengan pelaksana Tim Literasi SMPN 1 Padalarang mengadakan salah satu program, yakni tantangan membaca kepala sekolah, dengan nama Headmaster Reading Challenge (HRC). Program ini juga merupakan salah satu kriteria yang harus dipenuhi oleh sekolah sebagai peserta Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) level best practice pada tahun 2022-2023 ini.
Adapun manfaat dari program ini terbagi menjadi tiga,yakni manfaat untuk siswa, guru, dan sekolah. Manfaat untuk siswa antara lain: siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mengembangkan tingkah laku positif, menumbuhkembangkan suasana kelas yang kondusif dan dinamis, serta meningkatkan hasil belajar siswa.Manfaat untuk guru antara lain: memperluas wawasan, meningkatkan profesionalitas kerja, meningkatkan peran guru sebagai fasilitator, meningkatkan motivasi, dan memperbaiki kinerja. Adapun manfaat untuk sekolah antara lain: menciptakan suasana kondusif, memaksimalkan budaya literasi, dan mengembangkan minat membaca untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
Adapun tujuan best practice ini untuk mendeskripsikan pengalaman terbaik Tim Literasi SMPN 1 Padalarang dalam melaksanakan Headmaster Reading Challenge (HRC) dalam rangka meningkatkan minat literasi siswa . Sasaran pelaksanaan best practice literasi ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Padalarang Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat, yang terdiri atas kelas 7, 8, dan 9.
Kegiatan HRC ini dilaksanakan dari bulan November 2022 sampai dengan Januari 2023. Peserta Headmaster Reading Challenge (HRC) adalah siswa kelas 7, 8, 9 beserta wali kelasnya. Setiap kelas diwakili oleh 3 peserta yang wajib membaca dan mereviu buku. Berdasarkan ketentuan yang diberikan maka tercatat peserta HRC sebanyak 90 siswa dan 30 guru.Adapun kriterianya adalah sebagai berikut: a. Siswa wajib membaca dan mereviu buku, minimal dua buah buku dalam setiap bulan selama masa tantangan. Setiap bulan harus mengumpulkan reviu kepada tim literasi dan diunggah di media sosial facebook Gempita1Padalarang, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Selain itu Setiap kelas harus mengirimkan karya tulis berupa cerpen atau puisi, minimal satu buah untuk setiap bulan. Adapun kriteria untuk guru/wali kelas yang mengikuti Headmaster Reading Challenge (HRC) adalah wajib membaca dan mereviu minimal satu buah buku dalam setiap bulan.
Adapun tahap kegiatannya adalah sebagai berikut: 1) sosialisasi kegiatan yakni pada akhir Oktober 2022. 2) pendataan peserta dari 30 Oktober sampai dengan 5 November 2022. 3) pelaksanaan kegiatan dari 6 November 2022 sampai Januari 2023 berupa pengumpulan reviu kepada tim literasi dan pengunggahan di fb Gempita1padalarang.4) penilaian oleh tim literasi dan pihak yang ditunjuk dari 15 – 21 Februari 2023. 5) pengumuman hasil HRC pada tanggal 22 Februari 2023 sekaligus melaksanakan readhaton yang keempat SMPN 1 Padalarang.
Pelaksanaan kegiatan dimulai setelah sosialisasi dari tim literasi kepada seluruh peserta Headmaster Reading Challenge (HRC) dengan bantuan dari walikelas. Tim Literasi memberikan pengumuman bahwa membaca dan mereviu buku dilaksanakan dengan ketentuan bahwa setiap bulan selesai maka hasil reviu dikumpulkan kepada tim literasi sekolah, baik secara langsung maupun melalui wali kelas. Selain dikumpulkan, reviu juga diunggah di fb Gempita1Padalarang.
Adapun mengenai teknik pembuatan reviu, tim literasi memberikan contoh-contoh model reviu berupa fishbone, AIH, Y-Chart yang disampaikan kepada wali kelas melalui grup WhatsApp guru SMPN 1 Padalarang, kemudian walikelas memberikan bimbingannya kepada siswa peserta Headmaster Reading Challenge (HRC). Reviu buku dibuat dalam kertas HVS, boleh dikerjakan dengan manual atau pun dengan bantuan aplikasi canva atau aplikasi sejenis yang memungkinkan dapat mempermudah siswa dalam mengerjakannya.
Buku yang digunakan dalam Headmaster Reading Challenge (HRC) ini diserahkan kepada masing-masing peserta. Mereka dapat mereviu buku yang dimiliki sendiri atau buku yang disediakan oleh pihak sekolah yang dapat mereka pinjam di perpustakaan. Untuk lebih memudahkan tim literasi pun membagikan e-book yang telah biasa digunakan pada kegiatan membaca di awal pembelajaran selama 15 menit. Dengan demikian ketersediaan buku akan sangat memadai untuk pelaksanaan HRC ini.Selain itu tim literasi pun memperkenalkan beberapa aplikasi membaca seperti Candil dan Ipusnas.
Bagi peserta yang membuat puisi dan cerpen, tim literasi memberikan kebebasan kepada pawa wali kelas untuk menunjuk atau menawarkan kepada siswa di kelasnya untuk berpartisipasi aktif sebagai peserta. Sehingga peserta tidak terbatas hanya satu atau dua orang saja. Peserta dapat berbeda dalam setiap bulan.
Penilaian keberhasilan peserta dalam kegiatan Headmaster Reading Challenge (HRC) mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan telah disosialisasikan oleh Tim Literasi.
Berdasarkan penilaian tersebut kemudian dipilih peserta- peserta terbaik dalam setiap jenis kegiatan yang diikuti, antara lain sebagai berikut: a. Penentuan peserta terbanyak membaca buku dari setiap tingkat/kelas. Sehingga ada 9 orang yang terpilih menjadi pembaca buku terbanyak ke -1, 2 dan 3 untuk setiap tingkat/kelas. b. Penentuan peserta terbanyak membaca buku dari guru/wali kelas sehingga terpilih 3 orang sebagai juara 1,2 dan 3. C. Penentuan cerpen terbaik yang dibuat oleh peserta pada setiap tingkat/kelas, sehingga ada 9 orang yang terpilih menjadi juara 1,2,3 pada setiap tingkat/kelas. Penentuan puisi terbaik yang dibuat oleh peserta pada setiap tingkat/kelas, sehingga ada 9 orang yang terpilih menjadi juara 1,2,3 pada setiap tingkat/kelas.
Setiap peserta Headmaster Reading Challenge (HRC) yang dinyatakan berhasil memenuhi tantangan akan mendapatkan sertifikat sebagai peserta HRC. Sertifikat tambahan diberikan kepada para juara yang menjadi peserta terbaik, disertai dengan reward berupa cenderamata yang diberikan oleh pihak sekolah. Diharapkan dengan sertifikat ini peserta termotivasi untuk meneruskan kebiasaan baiknya membaca buku.
Hasil yang dapat dilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut:1) kegiatan Headmaster Reading Challenge (HRC) dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan hasil diskusi tim literasi telah dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 2) siswa sebagai peserta Headmaster Reading Challenge (HRC) mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat dan menyelesaikan tantangan yang diberikan. Hal ini terlihat dari semangat siswa dalam menjawab tantangan kepala sekolah ini, peserta telah membaca buku selama periode tantangan berlangsung, sesuai dengan ketentuan jumlah buku yang harus dibaca, bahkan beberapa siswa banyak yang melebihi dari jumlah yang telah ditentukan.
Reviu buku yang dibuat pun sangat bervariasi, dibuat dengan cara manual atau pun dengan menggunakan aplikasi. Hal tersebut menunjukkan betapa antusiasnya siswa/peserta dalam mengikuti kegiatan tantangan membaca kepala sekolah ini. 3) dari setiap kelas, peserta/siswa, mengumpulkan karya tulis berupa cerpen dan puisi. Cerpen dan puisi yang dikumpulkan bahkan melebihi dari syarat minimal yang harus dikumpulkan.4) wali kelas sangat berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan Headmaster Reading Challenge (HRC) ini dari mulai menyambut sosialisasi yang diberikan oleh tim literasi, mengorganisasikan siapa saja siswa yang akan dijadikan peserta HRC, peserta yang akan membuat karya tulis baik cerpen maupun puisi, sampai dengan proses pembimbingan peserta HRC dari kelasnya selama masa tantangan berlangsung sampai dengan selesai selama 3 bulan berturut-turut.
Berdasarkan jumlah peserta HRC yang mengikuti tantangan, didapatkan persentase sebagai berikut:
Data Peserta Berhasil Persentase (%)
kelas 7 33 30 25
kelas 8 30 27 22,5
kelas 9 27 27 22,5
wali kelas 30 22 18
jumlah 120 106 88
Masalah yang dihadapi selama periode Headmaster Reading Challenge (HRC) ini adalah pada siswa yang tidak memiliki buku untuk dibaca. Masalah yang lain adalah adanya keterlambatan siswa dalam mengumpulkan reviu karena berbagai masalah yang dihadapi, berupa kendala-kendala teknis maupun motivasi yang sedikit berkurang pada akhir periode tantangan.
Cara mengatasi masalah masalah yang dihadapi antara lain adalah sebagai berikut:1) kesullitan yang dihadapi siswa dalam mendapatkan buku antara lain diatasi dengan menyarankan mereka saling bertukar buku dengan teman-temannya yang sudah membaca suatu buku, sehingga mereka dapat membaca lebih banyak buku tanpa kesulitan mencari atau mendapatkan bukunya. 2) menawarkan buku-buku yang dimiliki oleh tim literasi untuk dipinjam dengan ketentuan harus dikembalikan dalam keadaan terawat dan rapi.3) menyarankan memin- jam buku dari perpustakaan sekolah, terutama buku-buku berbahasa Sunda, yang dapat ditemukan di perpustakaan. 4) membagikan file e-book yang dibagikan di grup WA sekolah untuk selanjutnya dapat didistribusikan kepada siswa oleh wali kelasnya masing-masing. 5) menyarankan siswa untuk meminjam buku dengan cara membuka aplikasi candil atau iPusnas, yang banyak menyediakan koleksi buku dari berbagai kategori. 6) selalu mengingatkan dan memberi motivasi tentang HRC sebagai salah satu cara untuk melatih mereka agar gemar membaca dan merasakan manfaat dari kegemarannya tersebut.
Simpulan yang dapat diambil dari kegiatan HRC ini adalah sebagai berikut: 1) kegiatan HRC ini cukup efektif untuk meningkatkan motivasi siswa maupun guru dalam melaksanakan literasi, berupa kegiatan membaca buku dan melatih siswa untuk menghasilkan karya berupa puisi dan cerpen; 2) kegiatan ini juga dapat digunakan untuk melatih siswa dalam disiplin dan tepat waktu; 3) melalui kegiatan ini siswa maupun guru dilatih berkreasi dalam menghasilkan karya reviu yang mereka tuliskan (kreativitas).
Berdasarkan dari kegiatan Headmaster Reading Challenge (HRC) yang telah dilaksanakan ini maka rekomendasinya adalah sebagai berikut: 1) kegiatan Headmaster Reading Challenge (HRC) dapat dijadikan kegiatan rutin sebagai upaya memupuk dan memotivasi siswa, guru, maupun semua warga sekolah dalam melaksanakan kegiatan literasi agar lebih membumi; 2) kegiatan Headmaster Reading Challenge (HRC) berikutnya sebaiknya melibatkan semua guru, bukan hanya guru yang berperan sebagai wali kelas. Keikutsertaan guru dalam kegiatan HRC khusunya maupun literasi pada umumnya akan menjadi motivasi yang menjadi penyemangat bagi siswa untuk melakukan hal yang sama.
Ditulis oleh Tim Literasi SMPN 1 Padalarang Bandung Barat.