Notification

×

Arsip Blog

Benteng Belanda di Rimbun Pepohonan

Jumat, 30 Agustus 2024 | 20.57 WIB Last Updated 2024-08-30T13:58:37Z

 


Dadang A. Sapardan
(Camat Cikalongwetan, Kab. Bandung Barat)


Sekali waktu mendapat undangan dari Koramil Cikalongwetan untuk kegiatan penanaman pohon di lahan kritis. Kegiatan dilaksanakan di Desa Mekarjaya Cikalongwetan. Hamparan lahan yang digunakan penanaman merupakan lahan milik TNI. Hamparan lahan tersebut  sebagian dimanfaatkan oleh Pemdes Mekarjaya untuk lapangan sepak bola dan sebagian lagi dikelola masyarakat dengan ditanapi berbagai tanaman palawija.

Penanaman berbagai jenis pohon dilaksanakan di pinggir lapang sepak bola dengan harapan, ketika pohon membesar dapat menjadi peneduh di tengah terik matahari. Harapan itu dipancangkan karena sedikit sekali pohon peneduh di sekitar lapangan yang berada pada posisi dataran paling tinggi.

Dengan posisi pada datarang tinggi, lapangan sepak bola itu menjadi tempat yang sangat bagus karena dari sana terlihat lembah dengan hamparan hijau tanaman dan pohon-pohon. Pandangan mata begitu luas ke berbagai arah yang ada di bawah tempat itu. Sebuah view yang sangat didambakan oleh setiap penikmat keindahan alam, terutama masyarakat perkotaan.

Selain menyajikan keindahan lembah yang ada di bawahnya, pada lokasi itu terdapat pula bangunan peninggalan zaman Belanda. Bangunan sudah tidak digunakan dan tidak terurus karena letaknya jauh dari perkampungan. Bangunan itu dinamakan oleh masyarakat dengan Benteng Belanda. Bentuk sebenarnya bukanlah benteng seperti halnya pagar yang biasa dilihat tetapi merupakan bangunan memanjang yang di bawahnya terdapat ruang-ruang kecil dengan sekatan antarruang. Ruang-ruang pada Benteng Belanda itu mirip seperti gua, tetapi ini sengaja dibangun sehingga tidak begitu dalam. Bangunan itu sudah tidak terurus karena letaknya sudah dikelilingi tanaman palawija dari para petani yang menggarap lahan.

Konon menurut masyarakat sekitar, bangunan yang disebut Benteng Belanda itu menjadi tempat pertahanan Belanda pada zaman mereka mencengkramkan kekuasaan di Indonesia. Keberadaan Benteng Belanda memang sangat strategis karena dari sana pandangan sangat luas untuk memantau daerah yang ada di bawahnya. Staregi pertahanan dari serangan lawan memang bisa dilakukan dari sana karena kontur tanahnya paling tinggi. Penempatan Benteng Belanda dkimungkinkan di sana karena lokasi itu menjadi tempat strategis untuk mendeteksi kedatangan lawan. Tentunya lawan yang dimaksud di sini adalah para pejuang Indonesia.

Lokasi ini kalau dikelola dan di-endorse bisa menjadi destinasi wisata lokal karena di sana terdapat heritage bangunan peninggalan zaman Belanda. Sebuah benteng yang masih tetap kokoh berdiri, tidak termakan usia. Pengemasan untuk menjadi destinasi wisata lokal bisa dilakukan melalui kerjasama berbagai pihak, terutama pemerintah desa dengan pemilik lahan, dalam hal ini TNI.

Potensi ini harus direspons sebagai sebuah peluang pengembangan wisata lokal sehingga dapat mengembangkan taraf hidup dalam konteks melakukan pemberdayaan masyarakat. Pengambangan wisata lokal merupakan salah satu core program yang menjadi tugas pemerintah desa.  Setiap pemerintah desa memiliki otoritas untuk mengembangkan potensi wisata yang memungkinkan dikembangkan. Mendorong laju berkembangnya wisata lokal merupakan langkah strategis dalam mengoptimalkan kepemilikan potensi guna melakukan pemberdayaan masyarakat desa.

Pemberdayaan masyarakat menjadi langkah yang patut dilakukan oleh setiap pemangku kepentingan guna memberi motivasi dan dorongan terhadap masyarakat agar dapat menggali dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Selain itu, mereka dituntut pula untuk memiliki keberanian dalam mengembangkan diri sehingga tumbuh kemandirian. Kemandirian masyarakat yang difasilitasi pemerintah desa menjadi muara dari upaya pemberdayaan masyarakat.****DasARSS.




×
               
         
close