Oleh: Dian Handayani, S.Pd
(Guru Bahasa Indonesia SMPN Satu Atap Sasakseng
Ketika seseorang merasa dirinya tidak bisa apa-apa dan dipandang sebelah mata. Disitulah bisikan-bisikan setan sangat keras. Hati mulai berpikiran buruk, ingin melawan tapi tak mampu berbuat apa-apa. Diam yang bisa dilakukan meski hati tak mampu menahan setiap gerutuan. Belajar menerima semuanya, malah semakin menjadi, seolah diri ini semakin merasakan kekurangan dan tak memiliki kemampuan apapun.
Seiring berjalannya waktu, pikiran buruk itu semakin menumpuk bagaikan tumpukan yang menggunung dan menunggu waktu untuk meletus. Hati selalu ingat dengan potongan surat Al-Qur’an, surat Al-Baqarah ayat 153 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan salat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah/2:153).
Tapi, tetap saja tak bisa membendungnya. Mungkin sebagian orang berpikir “sabar itu ada batasnya”. Hanya keimanan yang kuat yang mampu menahan rasa sabar yang tak ada batasnya.
Semakin diri ini di pandang sebelah mata dan disepelekan, tak menyurutkan untuk berkarya di ruang yang berbeda. Biarlah kita dipandang bodoh di lingkungan dan dianggap tak bisa apa-apa. Buktikanlah bahwa diri ini juga memiliki talenta dan kelebihan. Bukankah Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, makhluk yang sempurna dengan ciptaan yang lainnya.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ –
Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At-Tin: 4)
Kita hanya manusia yang tak bisa apa-apa dan bukan siapa-siapa di hadapan Allah. Tapi, kita sama dihadapan manusia. Meski banyak orang yang memandang orang itu terhormat dan memiliki talenta hanya karena jabatan, kekayaan, dan keberanian. Kita harus yakin bahwa kita juga bisa dan mampu sepertinya. Diri ini menyadari tak memiliki kemampuan apa-apa dan banyak kekurangan. Jangan mencerca dan jangan menghakimi kekurangan orang lain. Tapi berikanlah masukan yang baik yang dapat merubah kekurangan diri ini. Dengan begitu tidak akan ada hati yang terusik dan takan ada hati yang terluka. Karena pada dasarnya manusia senang akan di puji walaupun masih ada kekurangan. Diri ini menyadari bahwa kita tak luput dari kekurangan, karena kesempurnaan milik Allah SWT.
هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ
الْحَكِيْمُ ࣖ
Artinya: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. ( QS. Al-Hasyr:24)
Mulailah berpikir setiap orang punya kelebihannya masing-masing, hanya saja ada yang menampakkannya dan ada yang tidak menampakkannya. Hal tersebut dikarenakan rasa malu, tidak percaya diri, bahkan bisa jadi karena komentar orang yang buruk, sehingga lebih baik diam dan tak menunjukkan talentanya ataupun kelebihannya.
Setiap manusia memiliki kelebihan masing-masing, mempunyai talenta tersendiri, dan memiliki kemampuan yang berbeda. Syukuri apa yang ada pada diri kita dan yakinlah bahwa kita mampu dan bisa. Malulah jika kita berbuat salah dan menyudutkan orang lain, karena itu salah satu bentuk ketidakmampuan diri. ***
Kamis, 12 September 2024
Bisikan Hati
Mencoba melangkah
Mengikuti arah yang belum pasti
Yakinlah dengan arah yang kau tempuh
Akan ada banyak bisikan-bisikan
Dengarkan bisikan itu dengan bijak
Diamlah…diam…
Jika tak mampu mendengar bisikan dengan bijak
Teruslah melangkah
Yakinlah dengan arah yang kau tempuh
Yan’s