Notification

×

Arsip Blog

Lesson Study sebagai Alternatif Supervisi Kelas

Senin, 06 Februari 2023 | 20.20 WIB Last Updated 2023-02-06T17:15:37Z

 

Oleh: Hj. Eni Haerini, M.Pd
(Kepala SMPN 4 Cipeundeuy)

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sebuah sekolah tentulah berbeda-beda bidikannya. Hal ini bergantung kepada pola pikir pimpinan serta para ‘inohong’ yang ada di dalamnya. Bidikan ini akan berpengaruh terhadap kondusivitas sebuah sekolah.

Salah satu hal yang harus menjadi bidikan di setiap sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah supervise. Hal tersebut dikarenakan kegiatan ini merupakan salah satu pembinaan yang terencana dan terarah sebagai bentuk pelayanan seorang kepala sekolah terhadap guru yang tujuannnya untuk mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan guru sehingga dapat menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum di sekolah.

Sekaitan dengan itu, penulis selaku kepala sekolah,. melaksanakan program supervisi awal pada minggu keempat penulis bertugas. Supervisi awal ini dilakukan untuk meninjau sejauh mana pembelajaran di SMPN 4 Cipeundeuy selama ini. Mengingat, ada beberapa catatan yang kurang baik dalam pengamatan penulis. Namun. sebagai orang yang baru masuk ke lingkungan tersebut. Penulis berpikir untuk tidak melakukan perubahan yang akan dirasakan terlalu cepat oleh para guru yang bersangkutan. Oleh karena itu, tidak dilakukan pengarahan terlebih dahulu.

Hasil supervisi awal ini akan dibahas secara keseluruhan. Artinya, setelah semua guru disupervisi, maka akan dibahas bersama-sama karena rata-rata hal yang perlu diperbaikinya itu sama.  Setelah itu, akan dilakukan supervisi kedua sebagai upaya untuk melihat perbaikan yang dilakukan oleh guru.

Di supervisi kedua, penulis sangat fokus dengan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah ini. Kemudian, penulis melakukan refleksi berdua dengan guru yang bersangkutan. Pada momen inilah, pembinaan akan diterapkan sehingga masing-masing guru memahami kesalahan yang masih dilakukkannya untuk lebih mereka perhatikan lagi.

Setelah supervisi kedua, penulis. akan menerapkan supervisi dengan pola Lesson Study. Pada teknik supervisi yang terakhir ini, akan dipilih guru yang dianggap paling baik melakukan proses pembelajaran di supervisi kedua untuk menjadi guru modelnya.

Sebagai instruktur Lesson Study Provinsi Jawa Barat, penulis yang selalu berpikir “Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan” ini, berharap semua guru dapat belajar dari guru model sehingga semakin jelas bagi mereka apa yang harus mereka lakukan di kelas pada saat melakukan proses belajar mengajar. Menurut penulis, teknik supervisi dengan pola Lesson Study ini mampu mengefektifkan keberhasilan dari program supervisi. *

Penulis adalah Kepala SMPN 4 Cipeundeuy Kab. Bandung Barat.-Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat.

×
               
         
close