Tentu semua keluarga mendambakan keluarga yang ideal, aman, nyaman, dan penuh dengan keberkahan Allah Swt. Hal tersebut hanya mungkin jika dibangun dari rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan agama.
Rumah tangga dalam konsep Islam merupakan komitmen dalam rangka membangun keluarga sakinah, mawadah, dan warohmah. Dalam konteks ini berarti setiap suami istri berusaha untuk mengimplementasikan sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an surat Ar Rum (30) ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.
Dalam menjalani keluarga
yang sakinah, mawadah, dan warahmah dibutuhkan
sebuah kerjasama dan akhlak yang dimiliki antara suami isteri sesuai dengan hak
dan kewajiban masing-masing.
Salah satu faktor utama yang
menunjang terwujudnya rumah tangga sesuai dengan dalil di atas, yakni hadirnya wanita
atau istri yang salihah.
Salah satu ciri dari wanita salehah adalah memahami tentang etika pergaulan
yang di antaranya berbicara, dan bertingkah laku. Akhlak adalah hal yang sangat
penting. Tanpa akhlah hubungan manusia tidak akan berjalan dengan harmonis.
Menurut Mahmud Assayid
(1990:64), bahwa akhlak merupakan pondasi (dasar) yang utama pembentukan
pribadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu, akhlak merupakan salah satu
pilar dalam ajaran agama Islam. Selain itu, dalam akhlak kita diajarkan bagaimana tata cara
berhubungan dengan Allah Swt, dengan sesama manusia dan alam semesta ini. Hal
ini merupaka konsep Islam di mana manusia diharapkan memiliki komitmen yang
baik secara vertikal maupun horizontal.
Selanjutnya, kesalihan seseorang bisa dilihat dari sejauhmana ia dapat
mengimplementasikan diri sebagai hamba Allah dan makhluk sosial. Salah satu
dari implementasi tersebut, terutama bagi seorang wanita sebagaimana tersirat
dalam Al Qur’an surat Al-Ahzab (21) ayat 32:
Ayat di atas, secara garis besar
memberikan isyarat secara lebih umum kepada kita bahwa yang secara tekstual
maupun secara kontekstual mengandung karakter isteri/wanita salehah.
Tentu semua keluarga mendambakan keluarga yang ideal, aman, nyaman, dan penuh dengan keberkahan Allah Swt. Hal tersebut hanya mungkin jika dibangun dari rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan agama.***