Notification

×

Arsip Blog

Membangun Rumah Tangga Idaman

Minggu, 26 Februari 2023 | 08.35 WIB Last Updated 2023-02-26T03:58:01Z

Oleh: Adhyatnika Geusan Ulun

Tentu semua keluarga mendambakan keluarga yang ideal, aman, nyaman, dan penuh dengan keberkahan Allah Swt. Hal tersebut hanya mungkin jika dibangun dari rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan agama.

Rumah tangga dalam konsep Islam merupakan komitmen dalam rangka membangun keluarga sakinah, mawadah, dan warohmah. Dalam konteks ini berarti setiap suami istri berusaha untuk mengimplementasikan sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an surat Ar Rum (30) ayat 21:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ    

Artinya:   Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. 

Dalam menjalani keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah dibutuhkan sebuah kerjasama dan akhlak yang dimiliki antara suami isteri sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.

Salah satu faktor utama yang menunjang terwujudnya rumah tangga sesuai dengan dalil di atas, yakni hadirnya wanita atau istri yang salihah.


Salah satu ciri dari wanita salehah adalah memahami tentang etika pergaulan yang di antaranya berbicara, dan bertingkah laku. Akhlak adalah hal yang sangat penting. Tanpa akhlah hubungan manusia tidak akan berjalan dengan harmonis.

Menurut Mahmud Assayid (1990:64), bahwa akhlak merupakan pondasi (dasar) yang utama pembentukan pribadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu, akhlak  merupakan salah satu pilar dalam ajaran agama Islam. Selain itu,  dalam akhlak kita diajarkan bagaimana tata cara berhubungan dengan Allah Swt, dengan sesama manusia dan alam semesta ini. Hal ini merupaka konsep Islam di mana manusia diharapkan memiliki komitmen yang baik secara vertikal maupun horizontal.


Selanjutnya, kesalihan seseorang bisa dilihat dari sejauhmana ia dapat mengimplementasikan diri sebagai hamba Allah dan makhluk sosial. Salah satu dari implementasi tersebut, terutama bagi seorang wanita sebagaimana tersirat dalam Al Qur’an surat Al-Ahzab (21) ayat 32:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا
Artinya : Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.

Ayat di atas, secara garis besar memberikan isyarat secara lebih umum kepada kita bahwa yang secara tekstual maupun secara kontekstual mengandung karakter isteri/wanita salehah. 

Tentu semua keluarga mendambakan keluarga yang ideal, aman, nyaman, dan penuh dengan keberkahan Allah Swt. Hal tersebut hanya mungkin jika dibangun dari rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan agama.*** 

×
               
         
close