Oleh : Hj. Eni Haerini, M.Pd
Disiplin
merupakan sebuah komponen yang dituangkan dalam visi SMPN 4 Cipeundeuy. Salah
satu usaha yang dilakukan sekaitan hal itu adalah mewajibkan siswa laki-laki
agar mencukur rambutnya dengan rapi. Namun sehebat apa pun guru meminta siswa untuk merapikan rambut, bahkan sampai kepala
sekolah turun tangan pun tetap saja banyak siswa yang berambut gondrong. Bahkan
ketika dihitung, pada hari Senin tanggal 22 Mei 2023 jumlah siswa
yang berambut rapi dari semua tingkat hanya 10 orang saja.
Sebagai bentuk
upaya agar kedisiplinan berambut rapi
tetap dilaksanakan siswa, akhirnya sekolah memanggil dua orang tukang cukur
untuk melakukan cukuran masal. Hal ini dilakukan agar tidak ada alasan bagi siswa
untuk berambut rapi. Tentu saja sebelum mendatangkan tukang cukur, dilakukan
sosialisasi agar siswa mecukur rambutnya di rumah jika tidak ingin dicukur
secara masal karena dicukur secara masal pun mereka tetap membayarnya langsung
ke tukang cukur.
Rencana pemanggilan tukang cukur ini sebenarnya sudah lama disampaikan dalam rapat orang tua siswa dan mendapat dukungan penuh karena mereka pun merasa sangat kesulitan dalam menangani anaknya yang berambut gondrong. Namun, ketika disampaikan kepada siswa, ternyata tidak membuat siswa berambut rapi keesokan harinya bertambah. Tetap saja lebih banyak siswa yang tidak disiplin.
Akhirnya, mau tidak mau dan suka tidak suka, pada Selasa, 23 Mei 2023 semua siswa yang rambutnya menyalahi aturan, dicukur oleh Pak Teguh Wiryanto, S.Pd. seorang guru yang memiliki keakhlian dalam mencukur, dan mereka pun dicukur secara gratis.
Mengingat
keberhasilan program Cukur Massal, SMPN 4 Cipeundeuy akan menjadikan program ini
sebagai program rutin yang akan dilakukan satu kali dalam sebulan sehingga
menjadi menjadi program pembiasaan baru yang dijadikan usaha dalam mencapai
visi sekolah. ***
Penulis adalah Kepala SMPN 4 Cipeundeuy Kab.Bandung Barat.