Saturday 3 Mey 2025

Notification

×
Saturday, 3 Mey 2025

Arsip Blog

Mereposisi Implementasi Study Tour

Senin, 28 April 2025 | 15.34 WIB Last Updated 2025-04-28T08:38:52Z

 



Dadang A. Sapardan
(Pemerhati Pendidikan)

Beberapa waktu lalu Kang Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat sempat mengeluarkan statement tentang larangan satuan pendidikan menyelenggarakan study tour. Larangan tersebut tentunya bukan tanpa dasar, dimungkinkan terdapat beberapa laporan tentang fenomena study tour yang diselenggarakan satuan pendidikan. Penyelenggaraan study dimungkinkan sudah keluar dari koridor pembelajaran serta terlalu dipaksakan sehingga memberatkan para orang tua. Namun, kebijakan sebaliknya disampaikan oleh Menteri Pariwisata serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang mempersilakan study tour untuk dilaksanakan. Adanya dualisme pemikiran dari beberapa pejabat publik ini melahirkan perang opini di kalangan masyarakat. Dalam kaitan dengan dinamika ini masyarakat terbagi dua kubu, mereka yang tidak setuju dengan pelaksanaan study tour dan mereka yang setuju dengan pelaksanaannya. Perang opini antara kedua kubu berlangsung ramai dalam berbagai platform media sosial. Mereka saling serang dengan didasari argumentasi masing-masing.

Satuan pendidikan adalah lembaga pendidikan yang diberi kepercayaan oleh orang tua siswa untuk melakukan treatment terhadap anak-anak mereka. Lembaga ini diharapkan dapat men-treatment setiap siswa untuk menjadi sosok memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap/karakter. Hal itu dilakukan sebagai pembekalan yang diberikan kepada siswa guna menghadapi dinamika kehidupan kekinian dan masa depan.

Kepercayaan dari orang tua siswa terhadap setiap satuan pendidikan, tentunya menjadi beban berat yang dipikul para pemangku kepentingan satuan pendidikan. Beban berat terutama dipikul oleh para pendidik. Mereka harus mampu merealisasikan ekspketasi yang diharapkan oleh orang tua siswa masing-masing melalui pola pembelajaran yang diimplementasikannya.

Para siswa merupakan titipan dari setiap orang tuanya pada satuan pendidikan. Fakta demikian jangan dipandang sebagai sesuatu yang biasa dengan tanpa perhatian khusus untuk men-treatment-nya. Adalah tanggung jawab para pendidik bersama para tenaga kependidikan untuk memegang dan melaksanakan amanah yang diterima. Siswa harus menjadi subjek dari penerapan kurikulum yang diberlakukan satuan pendidikan, sehingga dinamika kehidupan pada satuan pendidikan harus benar-benar bernuansa akademik.

Kepercayaan yang diberikan oleh orang tua terhadap satuan pendidikan, sudah selayaknya ditindaklanjuti dengan penerapan strategi penguatan kompetensi oleh para pendidik dan tenaga kependidikan. Berbagai upaya optimal melalui cara mendidik dengan sebaik-baiknya perlu dilakukan, sehingga para siswa akan dapat bertumbuh dan berkembang menjadi generasi tangguh dan berkompetensi yang mampu memanfaatkan dan menggunakan kepemilikan potensinya untuk menghadapi dinamika kehidupan masa kini dan masa depan yang semakin kompleks.

Sesuai dengan pemahaman pola pendidikan yang sampai saat ini banyak dianut dalam ranah pendidikan, langkah yang dapat dilakukan oleh setiap satuan pendidikan adalah men-treatment setiap siswa melalui pembelajaran dengan harapan terjadinya penguatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap/karakter. Capaian terhadap ketiga domain dimaksud menjadi tugas pokok yang dipikul oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan yang menjadi elemen penting pada ekosistem satuan pendidikan. Ketiga domain tersebut harus mendapat sentuhan yang proporsional dalam pelaksanaan pendidikan, sehingga mengkristal dan menjadi bekal potensial bagi setiap siswa.

Menyikapi fenomena maraknya pemberitaan terkait dengan study tour atau sejenisnya, sudah sepantasnya seluruh pemangku kebijakan pendidikan memberi perhatian. Pelarangan yang dilakukan oleh pejabat publik tersebut di satu pihak mendapat dukungan, tetapi di pihak lain mendapat resistensi. Kenyataan ini melahirkan debatable di kalangan masyarakat sehingga meruncing menjadi perang argument pada berbagai platform media sosial. Kondisi demikian diperparah dengan pendapat kontradiktif dari pejabat publik lainnya. Fenomena ini jangan dibiarkan bergulir sehingga menjadi bola salju yang seiring dengan berputarnya waktu akan semakin membesar dan berdampak negatif terhadap perkembangan pendidikan.

Study tour merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh setiap pendidik. Study tour menjadi upaya pembelajaran kontekstual, dengan mengajak siswa guna melakukan pembuktian terhadap berbagai teori yang diterimanya dalam pembelajaran keseharian di kelas. Study tour menjadi sebuah kegiatan pembelajaran di luar kelas dengan tujuan memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan siswa. Melalui study tour siswa akan belajar dengan melihat dan merasakan langsung fakta dari materi pembelajaran yang pernah diterimanya.

Sebagaimana diungkapkan di atas, study tour menjadi bagian dari pembelajaran kontekstual. Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman langsung dan interaksi langsung siswa dengan fakta tentang pengetahuan, lingkungan, budaya, dan komunitas masyarakat. Selain itu, kegiatan ini dapat meningkatkan dan memperkuat pemahaman materi yang dipelajari siswa secara visual dari buku atau media lain serta secara verbal dari penjelasan pendidik atau teman sebayanya. Penerapan pola ini pun dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengeksplorasi materi pelajaran dalam konteks yang lebih nyata.

Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi yang diajarkan dengan konteks kehidupan nyata. Melalui pendekatan kontekstual, siswa dapat memahami makna dan relevansi materi dalam kenyataannya. Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pola pembelajaran yang tidak semata disajikan secara verbal tetapi diperkuat dengan pembuktian secara empiris. Pembelajaran kontekstual menjadi upaya yang dilakukan pendidik untuk menguatkan pembelajaran melalui dukungan pembuktian nyata.

Pada beberapa kasus, kegiatan study tour yang dilangsungkan oleh satuan pendidikan mengalami pembiasan dari tujuan yang dipancangkannya. Study tour yang dilaksanakan dengan mengajak setiap siswa di bawah bimbingan para pendidik dan tenaga kependidikan, lebih bergeser pada kegiatan pariwisata. Sebuah kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang pada tempat tertentu dengan tujuan untuk rekreasi, hiburan, atau tujuan lainnya.

Berkenaan dengan pergeseran kegiatan study tour yang lebih mengarah pada kegiatan pariwisata ini, penyelenggara satuan pendidikan bersama para pemangku kebijakan pendidikan dipandang perlu melakukan pembenahan kembali, melakukan reposisi. Upaya reposisi dilakukan dalam rangka menempatkan study tour pada proporsi yang sebenarnya sebagai salah satu kegiatan pembelajaran yang lebih mengarah pada pembuktian berbagai teori, sehingga para siswa memiliki pengalaman empiris. Upaya ini harus dilakukan agar pergeseran tidak berlangsung terlalu jauh, sehingga kegiatan yang dilaksanakan bukan lagi menjadi kegiatan pariwisata yang dikemas dalam kegiatan study tour.

Kegiatan study tour harus ditempatkan lagi pada proporsi yang sebenarnya sebagai salah satu kegiatan pembelajaran guna memperkaya pemahaman siswa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengalami pembelajaran secara langsung, lebih mendalam, dan sangat bermakna dalam upaya membuktikan berbagai teori yang diperolehnya di kelas. Penerapan kegiatan ini dapat memberi pula pengalaman nyata serta memperluas wawasan para siswa. Pengetahuan dan wawasan siswa akan lebih kuat melekat ketika para siswa diajak untuk membuktikan berbagai teori dengan mengunjungi objek pendidikan, seperti kebun binatang, taman edukatif, musium, pabrik, perusahaan, tempat bersejarah, bangunan heritage, taman nasional, lokasi warisan budaya, dan berbagai destinasi pendidikan lainnya.

Kegiatan study tour merupakan salah satu pola pembelajaran kontekstual yang menghubungkan teori atau informasi verbal dengan fakta yang sebenarnya. Melalui kegiatan study tour, pembelajaran bernuansa teoritis akan diperkuat lagi dengan pengalaman empiris sehingga lebih memperkuat pengetahuan dan wawasan siswa. Sekalipun demikian, konsepsi kegiatan study tour harus direposisi pada posisi yang sebenarnya karena selama ini telah mengalami pembiasan dengan lebih mengarah pada kegiatan pariwisata. Langkah ini perlu dilakukan oleh para pemangku kebijakan pendidikan, termasuk para pendidik dan tenaga kependidikan. ****DasARSS.



×
               
         
close