Prof. Dinn Wahyudin
(Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia)
Qabil dan Habil ditakdirkan Allah SWT sebagai kakak beradik. Keduanya adalah dua putra Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Setelah Nabi Adam AS dan Siti Hawa diturunkan dari Surga ke Bumi, karena melanggar aturan Allah SWT untuk tidak memakan buah Khuldi. Mereka hidup bertahun-tahun di Bumi secara terpisah. Takdirullah, Nabi Adam AS dipertemukan lagi dengan Siti Hawa. Seiring waktu, mereka hidup berkeluarga dan memperoleh beberapa anak kembar laki laki dan perempuan. Anak kembar pertama, Qabil dengan saudari kembarannya Iqlima. Sedangkan anak kembar kedua bernama Habil dengan saudari kembarannya bernama Labuda. Waktu bergulir. Putra putri anak Adam dan Hawa pun tumbuh sebagai anak remaja. Sampai akhrinya mereka berempat menjadi remaja yang sudah baligh. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Adam AS untuk mengawinkan anak-anaknya yang tidak sekandung. Artinya Qabil akan dinikahkan dengan Labuda dan Habil dinikahkan dengan Iqlima. Di sinilah benih perseteruan dimulai. Paras Labuda yang tidak secantik Iqlima. Qabil merasa iri dengki terhadap Habil yang akan menikahi saudari kembarnya. Iblis pun mulai menggoda. Qabil nekad akan membunuh Habil atas rencana pernikahan ini. Qabil merasa iri kepada Habil atas calon istrinya Labuda yang parasnya tak secantik Iqlima.
Kurban pertama umat Manusia
Qabil tetap tak mau mengalah. Ia dengan rasa iri yang membara akan membunuh Habil. Nabi Adam AS juga tidak ingin melanggar anjuran dari Allah SWT. Sesuai dengan petunjuk Allah SWT, Nabi Adam AS memerintahkan kedua putranya untuk melakukan kurban agar dapat mengambil pilihan terbaik. Qabil dan Habil setuju untuk melaksanakan Kurban. Sebagai bentuk kesungguhan melaksanakan Kurban, Habil yang ahli peternakan dan memiliki peternakan kambing, ia mengurbankan hewan ternak terbaik yang paling sehat dan gemuk. Sedangkan Qabil yang ahli di bidang pertanian, dan kurang bersungguh sungguh untuk melaksanakan kurban, ia hanya mengurbankan tanaman sayuran hasil pertaniannya dengan kualitas yang kurang baik. Ketika kurban dari Qabil dan Habil disimpan di suatu tempat, Allah SWT mengirimkan api sebagai tanda bahwa Allah SWT telah menerima kurban dari kedua putra Adam. Ternyata api hanya menyambar kurban kambing gemuk. Kurban yang disiapkan Habil. Sedangkan kurban yang disiapkan Qabil, dalam bentuk sayuran layu tak dipilih Allah SWT. Inilah bentuk kurban pertama yang dilakukan manusia di muka Bumi ini. Kurban Habil diterima Allah SWT karena dengan segala kesungguhannya untuk berbakti kepada Allah SWT. Sedangkan kurban dari Qabil ditolak Allah SWT, karena bentuk kurbannya tidak dilakukan dengan sungguh sungguh sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT.
Pembunuhan pertama di Bumi
Ketetapan Allah SWT tentang kurban yang ditolak, membuat Qabil sangat marah. Ia begitu emosi. Atas bisikan Iblis, ia berujar pada Habil, "Aku akan membunuhmu dan aku tak membiarkan engkau menikahi saudari perempuan kembaranku Iqlima." Dan Habil pun menjawab dengan sepenuh hati, "Sesungguhnya, Allah SWT hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa."
Dialog itu, membuat Qabil semakin gelap mata. Sementara Habil dengan kerendahan hati, menerima ancaman pembunuhan dari saudaranya. Ia berujar, “tidak akan balas membunuh Qabil”. Dialog ini diabadikan Allah SWT dalam firmanNya Al-Quran surat Al-Ma'idah Ayat 27 . Watlu 'alaihim naba abnai Aadama bilhaqq; iz qarrabaa qurbaanan fatuqubbila min ahadihimaa wa lam yutaqabbal minal aakhari qoola la aqtulannnaka qoola innamaa yataqabbalul laahu minal muttaqiin. Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, "Sungguh, aku pasti membunuhmu!" Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa”.
Qabil tidak memikirkan ketidakseriusan mengapa kurbannya ditolak. Malahan ia mengancam Habil dengan niatan untuk membunuh. Qabil merupakan orang pertama yang membunuh, dan tercatat dalam sejarah sebagai pembunuhan pertama di muka Bumi. Sebuah perbuatan yang sangat dilaknat Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Al Quran Surah Al-Ma'idah Ayat 28: La`im basatta ilayya yadaka litaqtulanī mā ana bibāsiṭiy yadiya ilaika li`aqtulak, innī akhāfullāha rabbal-'ālamīn. "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam".
Habil tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ia dengan ikhlas lebih memilih untuk diam karena keimanan dan keyakinnya kepada Allah SWT Sang Pencipta. Keputusan Habil mengajarkan kepada manusia bahwa barangsiapa yang bertakwa maka ia akan mulia di sisi Allah. Sedangkan Qabil telah gelap mata karena dibisiki Iblis yang terus menggodanya untuk membunuh Habil.
Ketika Qabil berhasil membunuh Habil, sebagian ulama menyebutkan bahwa Qabil memanggul jenazah Habil selama satu tahun setelah ia membunuh saudaranya tersebut. Sebagian ulama lainnya menyebutkan seratus tahun, sampai akhirnya Allah mengutus dua ekor burung gagak yang bertarung sehingga salah satunya mati. Dengan keadaan yang sama, burung gagak yang masih hidup menggali tanah dan memasukkan bangkai burung gagak yang telah mati ke dalamnya.
Kisah itu diabadikan Allah SWT melalui firmanNya dalam Al-Maidah ayat 30-31. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.' (QS Al-Maidah: 31). Berdasarkan peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi di muka bumi, Allah kemudian menurunkan firman tentang larangan saling membunuh. Tercatat dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 32: Artinya: Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia). Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di Bumi.
Kisah Qabil dan Habil ini menjelaskan kepada umat Manusia betapa dengki dan rasa iri hati dapat membuat hati manusia tak bisa berpikir jernih. Qabil yang menuruti bisikan iblis terus membabi buta dan membunuh saudara kandungnya sendiri. Suatu perbuatan keji yang sangat dilaknat Allah SWT.
(Tulisan ini bersumber dari cuplikan Tausiyah Prof.Mohammad Nasir pada Silaturahim Idul Fitri 1446 H di UPI)